Setiap hariku kini adalah upaya merelakanmu.
Membinasakan harapan yang kuperjuangkan dengan sungguh.
Kamu pernah menjadi satu hal yang begitu berharga untuk kuperjuangkan.
Hingga aku tak peduli pada diriku sendiri, dan hanya memperjuangkan dirimu sepenuh hati.
Sebab aku begitu mencintai meski hatimu tak pernah kamu beri.
Kamu terlalu indah untuk kulewatkan.
Kamu terlalu istimewa untuk kulepaskan.
Setiap hariku kini adalah upaya melepaskanmu.
Membuang setiap perasaan yang masih tersisa untuk memilikimu.
Bahagiamu adalah satu hal yang menjadikan aku sia-sia.
Aku tak pernah terpilih sebagai orang yang kamu berikan kepercayaan lebih.
Aku tak pernah diterima sebagai orang yang kamu berikan hati seutuhnya.
Sebab aku mencintaimu dengan kerelaan yang tak pernah bisa kurelakan.
Kamu terlalu penting untuk kuabaikan.
Kamu terlalu berharga untuk kurelakan.
Setiap hariku kini adalah upaya mengikhlaskanmu.
Mengemas setiap kenangan, yang masih menetap utuh pada harapan yang runtuh.
Hatimu adalah satu hal yang membuatku bersedia tersedat didalamnya, dan aku tak pernah berniat untuk diselamatkan.
Biarkan saja dihatimu aku tetap menetap.
Sebab aku tetap mencintai, meski tak pernah dicintai.
Kamu terlalu nyaman untuk kutinggalkan.
Kamu terlalu baik untuk kutiadakan.
Setiap hariku kini adalah upaya menyadarkan diriku sendiri, bahwa aku tak pernah pantas untuk dicintai.
Masih begitu banyak kekuranganku yang tak akan menjadikan bahagia cukup.
Masih begitu sulit untukku tau diri.
Karna sesungguhnya aku masih ingin memantaskan diri.
Sebab aku masih mencintai, untukmu aku seringkali sengaja lupa diri.
Kamu terlalu mudah untuk kucintai.
Aku terlalu sulit untuk tau diri.
Setiap hariku kini adalah upaya untuk mengasingkan diri darimu yang menganggap diriku seperti orang asing.
Tak apa, aku bahkan lapang dada.
Sebab aku mencintaimu dengan ketulusan,
Barangkali sudah menjadi keharusan perasaanku kamu tiadakan.
Komentar
Posting Komentar