Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2020

kukira sudah jauh berlari, nyatanya tidak

Kupikir selama ini aku sudah berlari sejauh mungkin, Berlari dari kenyataan pahit, Berlari dari bayang-bayang kalian, Berlari dari masalah dan masa lalu yang menakutkan. Kukira selama ini yang kulakukan sudah maksimal, tapi nyatanya usahaku sia-sia. Aku bukan berlari, melainkan jalan ditempat. Aku berupaya menghilangkan bayang-bayang kalian dari sisiku. Aku berupaya menghilangkan semua kenanganku bersama kalian. Aku berupaya seolah-olah aku baik-baik saja tanpa kalian. Tapi nyatanya sekuat apapun ku mencoba baik-baik saja, hatiku berkata sebaliknya. Aku hanya ingin sembuh, Sembuh dari rasa sakit, Sembuh dari penyesalan,  Bahkan... Sembuh dari kenyataan yang sampai saat ini belum bisa kuterima. Apa kalian tau? Terpuruknya aku kemaren seperti apa?  Aku hanya menanti uluran tangan kalian untuk menguatkan aku, tapi tak ada satupun uluran tangan dari kalian. Aku gaminta kalian mengerti aku, aku cuma minta kalian tetap sama aku sampai nantinya aku bisa berdiri sendiri kaya dulu. Tap...

untuk kamu yang masih terlalu cinta

Buat kamu yang masih terlalu cinta, Apakah dirimu tak lelah menanti dia yang sejatinya tak sedikitpun memalingkan wajahnya? Mau berapa lama lagi hatimu itu terus-terusan kau beri harapan palsu? Buat kamu yang masih terlalu cinta, Apakah logikamu tak lelah setiap harinya meyakinkan hati untuk berhenti mengharapkan sesuatu yang sulit untuk kembali. Sudah berapa kali logikamu menasehati dan sudah berapa kali hatimu menutup telinga lalu pura-pura diam dan tak mengerti. Buat kamu yang masih terlalu cinta, Mau berapa banyak lagi nasihat-nasihat baik yang kamu tolak. Berapa banyak lagi yang akan kamu ceritakan kepada orang-orang? Buat kamu yang masih terlalu cinta, Berhentilah sebelum kamu diabaikan. Jangan jadi bodoh hanya karna perasaan cintamu saja. Aku pernah mencinta dengan begitu dalam, namun akhirnya aku yang terabaikan oleh rasa cinta yang tak terbalas.

agustus dan mengikhlaskan

Akhirnya sampai ke agustus yang kurindukan. Terkadang tidak terpikirkan olehku bahwa aku masih berdiri dibawah bayang-bayang kenanganmu Kamu yang sudah berjalan lebih jauh dari yang kupikirkan, Kamu yang telah berhasil merelakan segalanya, Sedangkan aku masih mencoba mengikhlaskan. Agustus yang tak sebahagia tahun-tahun sebelumnya, Memaksaku untuk mencoba mengikhlaskan apapun alasannya. Meski jalan terlihat jauh dan melelahkan,  Tapi semuanya hatus tetap berjalan kedepannya. Kata orang mengikhlaskan itu bentuk cinta yang paling besar. Sedangkan menurutku ikhlas itu kekuatan yang sedang aku upayakan dalam hidupku saat ini. Sesungguhnya bentuk cintaku sekarang hanya bisa kutuangkan dalam bentuk doaku. Bagaimana kehendak tuhan nanti padamu akan selalu kusemogakan.

seharusnya tidak seperti itu.

Teruntuk kalian... Gak berharap apapun sama mereka. Bahkan ketika masalah itu datang mereka seakan hilang dari muka bumi. Gaada niatan minta dibantu secara materi pun, yang gue butuhin cuma support biar bisa bangkit. Tau apa aja yg luka? Banyak. Sayatan-sayatan yang biasa didapatpun nggak seberapa sakitnya. Orang-orang yang dipercaya tetap tinggal dan gaakan pergi, menjauh sedikit demi sedikit. Buat bangkit pun rasanya berat. Karna tau kesalahan yang diperbuat kemaren ngebuat mereka pergi dan gatahan sama gue. Buat maafin diri sendiri pun rasanya susah, karna masih terus nyalahin dan nyakitin diri sendiri. Apa yang dilaluin kemaren emang bener-bener berat banget. Apa yang mereka tinggalkan bener-bener kerasa banget. Apa yang mereka ucapin dulu bener-bener gaada artinya. Makasih karna pernah ada walau hanya sesaat. Makasih karna berkat kalian gue tau mana yang bener-bener pergi dan mana yang beneran bertahan disaat kaya begini. Terus begitu gue udh mulai membuka diri dan perlaham bangki...

kamu pergi waktu aku sedang berlari..

Selamat malam seseorang. Masih ingat senjaku? Ya, yang dulu sering kau tunggu indahnya. Aku pernah memiliki seseorang yang kukira selamanya. Ternyata aku salah, Aku hanya sedang mempertahankan seseorang yang sementara. Sementara itu, waktu sepertinya memertawakan kita. Bagaimana tidak, waktu kamu pergi aku sedang kencang-kencangnya berlari. Hampir semua yang kamu minta, aku ada. Hampir semua yang kamu butuh, aku sedia. Tapi kamu tidak pernah melihat usahaku memenuhimu. Aku salah apasih? Rasanya yang kuberi hanya sia-sia. Padahal kamu gatau kan, aku hampir kehilangan diriku sendiri demi menjadi seseorang yang kamu minta. Sesosok bayangan sempurna yang sepertinya manusia dibumi ini tidak ada yang bisa memenuhinya. Aku ini manusia biasa. Masih punya airmata. Masih punya nama. Maaf, Aku gabisa jadi seperti yang kamu mau. Karna maumu terlalu banyak, aku gak sanggup. Sejauh ini sepertinya Kisah kita bukan tentang aku dan kamu. Tapi tentang kamu, dan sesosok bayangan indah yang kamu impikan. ...