Nanti... Bila tak ada lagi aku yang mengganggu harimu, Tak ada lagi pesan yang menanyakan kabar Hai apa kabar? Tak ada lagi ucapan-ucapan selamat tidur, Percayalah bahwa aku tak pernah berhenti mencintaimu. Aku hanya mengganti caranya dengan doa . Karna betapa aku memahami bahwa doa adalah cara mencintai hal-hal yang tak termiliki. Nanti bila kita sudah tak bersama lagi, Sudah tak diizinkan saling menatap lagi, Aku akan tetap bersyukur karna pernah diberi kesempatan mengenalmu, pernah menjadi alasanmu tertawa, pernah menjadi pendengar cerita-ceritamu, setidaknya aku sempat menjadi sesuatu di hidupmu walau hanya sekadar diperlukan bukan dipelukan. Dan nanti.. aku akan kembali menemuimu sebagai seseorang yang lukanya telah sembuh, Sebagai seseorang yang kepingan hatinya telah kembali utuh. Dan aku akan ceritakan padamu tentang betapa aku harus tertatih. Bangun, lari dari kejaran bayang-bayangmu. Tentang betapa aku harus berdebat hebat dengan hatiku, untuk terus melangkah atau menyer...
karenamu, kumengerti makna lelah berusaha melangkah pada akhirnya tetap kalah.